Selasa, 15 Agustus 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BUNGA MORFOLOGI TANAMAN



LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN
BUNGA (Flos)
(Kamboja, Putri Malu, Kembang sepatu, Pepaya, Anggrek dan Jagung)



Logo-UMI-Makassar.jpg



DINA MEUTIA AKIB
08220130016





LABORATORIUM TANAH DAN KONSERVASI LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Pendahuluan
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan atau berfungsi dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga. Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina).
Bunga secara umum berfungsi sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya yaitu, aktinomorf (simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai. Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.
1.2    Tujuan Praktikum
1.    Untuk mengetahui pengertian bunga.
2.    Untuk mengetahui bagian-bagian bunga.
3.    Untuk mengetahui perbedaan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
4.    Untuk mengetahui jenis-jenis bunga.
5.    Untuk mengetahui morfologi dan anatomi bunga.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Bunga Kamboja (Plumeria rubra)
2.1.1   Morfologi
Bunga kamboja terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Bunga kamboja berbentuk terompet, dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping.
2.1.2   Anatomi
Bunga kamboja dilihat dari anatominya memiliki daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila dan dilapisi kutikula. Sementara itu, benang sari dan putik mempunyai struktur sangat berbeda. Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata.
2.1.3   Ekologi
 Media tanam yang cocok untuk kamboja adalah yang mirip dengan tempat tumbuh di alam aslinya yaitu gurun pasir. Media harus porous sehingga memungkinkan adanya sirkulasi udara yang baik namun, media tersebut juga harus mampu menahan air dan nutrisi yang cukup.Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu atau tanaman kamboja dapat dikatakan toleran untuk perkembangbiakkannya.
2.2    Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
2.2.1   Morfologi
Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain. Akan tetapi kelopak bunga putri malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran sangat kecil, bertajuk empat seperti selaput putih. Bunga putri malu tidak terdapat kelopak bunga ataupun jika ada ukurannya sangat kecil. Daun mahkota berlekatan satu sama lain dengan panjangnya 1,5 - 2 mm dan panjang benang sarinya 4,5 - 6 mm yang berwarna merah jambu.
2.2.2   Anatomi
Dilihat dari anatomi bunga putri malu memiliki kepala sari yang mempunyai beberapa lapisan dinding yaitu Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis. Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2 – 3 lapis sel. Tapetum bagi bunga merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
2.2.1   Ekologi
Putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, tempat – tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan dapat ditemukan pada ketinggian 1 – 1200 m dpl. Tumbuhan putri malu dapat tumbuh dimana saja dengan begitu suburnya disekitar kita. Putri malu dapat tumbuh secara liar dimana saja, dan tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang khusus misalnya seperti pemupukan atau penyiraman. Tanaman putri malu bisa tumbuh dimana saja diatas permukaan tanah, baik diatas permukaan tanah yang lembab maupun diatas permukaan tanah yang gersang.
2.3    Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2.3.1   Morfologi
Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping.Bunganya besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
2.3.2   Anatomi
Secara anatomi bunga kembang sepatu memiliki daun mahkota dan daun kelopak yang mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun kelopak umumnya mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun. Sel-sel daun kelopak ini juga mengandung klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila dan dilapisi kutikula.
2.3.3   Ekologi
   Kembang sepatu adalah tanaman semak yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1000-800 m di atas permukaan laut. Dengan curah hujan tahunan 1000 mm/tahun. Suhu udara lingkungan yang cocok berkisar 24 – 27 ˚C, dengan kelembaban sedang dan penyinaran tinggi. Syarat tekstur tanah lempung berpasir, liat berpasir, dengan kedalaman air tanah di atas 50 cm dari permukaan tanah.
2.4    Bunga Pepaya (Carica papaya)
2.4.1   Morfologi
Bunga pada papaya terdiri bunga jantan, betina dan bunga banci. Bunga betina umumnya berdiri sendiri, berwarna putih kekuningan. Bakal buah beruang 1 dengan 5 kepala putik. Bunga hampir selalu berkelamin satu dan berumah dua, tetapi kebanyakan dengan beberapa bunga berkelamin 2 pada karangan bunga yang jantan. Bunga jantan pada tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang, kelopak sangat kecil, mahkota berupa terompet, putih kekuningan, dengan tepi yang bertaju 5 dan tabung yang panjang, langsing, taju terputar dalam kuncup, kepala sari bertangkai pendek dan duduk. Bunga betina kebanyakan berdiri sendiri daun mahkota lepas atau hampir lepas, putih kekuningan.
2.4.2   Anatomi
Anatomi bunga papaya yang jantan dapat diamati benang sari yang terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata. Sedangkan pada bunga papaya yang betina memiliki putik yang terdiri dari bakal buah dan bakal biji. Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji yang mengandung satu berkas pembuluh.
2.4.3    Ekologi
Tanah yg baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur. Derajat keasaman tanah yg ideal adalah netral dengan pH 6 – 7. Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yg ideal tidak lebih dalam daripada 50 – 150 cm dari permukaan tanah.
2.5    Bunga Anggrek (Aerides adorata)
2.5.1   Morfologi
Morfologi bunga anggrek memiliki bagian utama yaitu, sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovari (bakal buah). Sepal merupakan pelindung terluar pada saat bunga anggrek masih kuncup, jumlahnya ada 3 helai dan umumnya memiliki warna khas yang indah yaitu bewarna ungu. Letak sepalnya membentuk sudut segitiga. Tanaman anggrek memiliki benang sari dan kepala putik ini menyatu dan membentuk bagian disebut colum, dimana pada ujung colum terdapat gumpalan serbuk sari. Letak kepala putik berada di bawah cap dan polinia dan menghadap ke labellum tampak seperti lubang dangkal bulat yang lengket.
2.5.2   Anatomi
Anatomi bunga anggrek memiliki epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis. Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya. Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad. Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata.
2.5.3   Ekologi
Ekologi yang cocok pada tanaman anggrek yaitu angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek sebaiknya adalah 12,7 °C. Tanaman anggrek tidak cocok atau tidak sesuai dalam suasana baus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65 - 70 %.
2.6    Bunga jagung (Zea mays)
2.6.1   Morfologi
Bunga jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara batang dan pelepah daun Bunga betina ini biasanya disebut tongkol selalu dibungkus kelopak-kelopak yang jumlahnya sekitar 6 -14 helai Pada  umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga. Bunga jantan terletak dipucuk. Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal  dan sepal dimana organ bunga jantan dan organ bunga betina tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu.
2.6.2   Anatomi
Pada struktur anatomi bunga jagung  terdapat stigma atau kepala putik dan stylus atau tangkai putik mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma dan buluh polen mampu menembus ovulum. Epidermis stigma berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Kadang-kadang lapisan disebelah dalam epidermis membentuk jaringan yang berkelenjar, yang fungsinya sama dengan yang terdapat pada epidermis. Pada bunga jagung, terdapat sel-sel epidermis yang setelah membentuk jaringan yang berkelenjar, akhirnya berkembang menjadi rambut-rambut yang panjang dan bercabang.
2.6.3   Ekologi
Tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Tanaman jagung pada umumnya tumbuh di daerah yang berlintang antara 50˚ LU hingga 40˚ LS dan pada ketinggian hingga 3000 m didaerah equator. Pada garis lintang yang lebih tinggi, diatas 58˚ LU. Jagung akan sangat sensitif pada tekanan kelembaban pada saat pertumbuhan bunga jantan dan penyerbukan. Pada waktu penanaman juga memerlukan kondisi kelembaban optimum. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 600 900 mm pada saat musim pertumbuhan.






BAB III
METODOLOGI

3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum Morfologi dan Anatomi ini dilakukan di Laboratorium Tanah dan Konservasi Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia pada hari Minggu tanggal  Desember 2013 pukul 08.00 sampai selesai.
3.2    Alat dan Bahan
3.2.1   Alat
a.    Buku gambar                                            b.  Pensil warna



                  c.  Mistar                                                       d.  Penghapus   



                  e.  Lem                                                          f .Pensil



3.2.2   Bahan
1.    Bunga kamboja (Plumeria rubra)
2.    Bunga putri malu (Mimosa pudica)
3.    Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
4.    Bunga pepaya (Carica papaya)
5.    Bunga anggrek (Aerides adorata)
6.    Bunga jagung (Zea mays)
3.3    Cara Kerja
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.    Siapkan bahan (bunga tumbuhan) diatas meja
3.    Amati kemudian gambar bunga tersebut pada buku gambar
4.    Berikan keterangan pada gambar berupa klasifikasi tanaman dan bagian- bagiannya
5.    Rendam dengan menggunakan alkohol kemudian keringkan.
6.    Tempel pada buku gambar bunga tanaman yang telah diawetkan.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Pembahasan
No.
Gambar bunga
Keterangan
1.

Kamboja (Plumeria rubra)
Klasifikasi
   Kingdom
   Divisi
   Kelas
   Ordo
   Famili
   Genus
   Spesies
        : Plantae
        : Magnoliophyta
        : Magnoliopsida
        : Gentianales
        : Apocynaceae
        : Plumeria
        : Plumeria rubra
No.
Gambar bunga
Keterangan
2.

Putri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi
       Kingdom             : Plantae
      Divisi                  : Magnoliophyta
      Kelas                  : Magnoliopsida
      Ordo                   : Fabales
      Famili                 : Fabaceae
      Genus                 : Mimosa
      Spesies               : Mimosa pudica               
 







No.
Gambar bunga
Keterangan
3.
:
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
       Kingdom          : Plantae
      Divisi               : Magnoliophyta
      Kelas               : Magnoliopsida
      Ordo                : Malvales
      Famili              : Malvaceae
      Genus              : Hibiscus
      Spesies            : Hibiscus rosa-                              sinensis L.      
 
Klasifikasi








No.
Gambar bunga
Keterangan
4.
:
Pepaya (Carica papaya)
       Kingdom          : Plantae
      Divisi               : Magnoliophyta
      Kelas               : Magnoliopsida
      Ordo                : Violales
      Famili              : Caricaceae
      Genus              : Carica
      Spesies            : Carica papaya               
 
Klasifikasi

No.
Gambar bunga
Keterangan
5.

Anggrek (Aerides adorata)
Klasifikasi


       Kingdom             : Plantae
      Divisi                  : Magnoliophyta
      Kelas                  : Liliopsida
      Ordo                   : Orchidales
      Famili                 : Orchidaceae
      Genus                 : Aerides
      Spesies               : Aerides adorata
 
 




No.
Gambar bunga
Keterangan
6.

Jagung (Zea mays)
       Kingdom             : Plantae
      Divisi                  : Magnoliophyta
      Kelas                  : Liliopsida
      Ordo                   : Poales
      Famili                 : Poaceae
      Genus                 : Zea
      Spesies               : Zea mays    
 
Klasifikasi

4.2    Pembahasan
4.2.1   Bunga Kamboja (Plumeria rubra)
Bunga kamboja terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Bunga kamboja dilihat dari anatominya memiliki daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Media tanam yang cocok untuk kamboja adalah yang mirip dengan tempat tumbuh di alam aslinya yaitu gurun pasir. Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut.
4.2.2   Bunga Putri malu (Mimosa pudica)
Bunga putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga. Akan tetapi kelopak bunga putri malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Dilihat dari anatomi bunga putri malu memiliki kepala sari yang mempunyai beberapa lapisan dinding yaitu epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis. Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad. Putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, tempat – tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan dapat ditemukan pada ketinggian 1 – 1200 m dpl.
4.2.3   Bunga Kembang Sepatu  (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Dilihat dari anatominya bunga kembang sepatu memiliki daun mahkota dan daun kelopak yang mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Kembang sepatu tumbuh pada ketinggian 1000 - 800 m di atas permukaan laut. Dengan curah hujan tahunan 1000 mm/tahun. Suhu udara lingkungan yang cocok berkisar 24 – 27 ˚C, dengan kelembaban sedang dan penyinaran tinggi. Syarat tekstur tanah lempung berpasir, liat berpasir, dengan kedalaman air tanah di atas 50 cm dari permukaan tanah.
4.2.4   Bunga Pepaya (Carica papaya)
Bunga pada papaya terdiri bunga jantan, betina dan bunga banci. Bunga betina umumnya berdiri sendiri, berwarna putih kekuningan. Bunga jantan pada tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang, kelopak sangat kecil, mahkota berupa terompet dan berwarna putih kekuningan. Anatomi bunga papaya yang jantan dapat diamati benang sari yang terdiri atas kepala sari dan tangkai sari yang pada epidermisnya terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata. Sedangkan pada bunga papaya yang betina memiliki putik yang terdiri dari bakal buah dan bakal biji yang terdiri melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji yang mengandung satu berkas pembuluh. Tanah yg baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur. Derajat keasaman tanah yg ideal adalah netral dengan pH 6 – 7.

4.2.5   Bunga jagung (Aerides adorata)
Bunga anggrek memiliki bagian utama yaitu, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, putik dan ovarium, bakal buah. Kelopak bunga merupakan pelindung terluar pada saat bunga anggrek masih kuncup, jumlahnya ada 3 helai dan umumnya memiliki warna khas yang indah yaitu bewarna ungu. Tanaman anggrek memiliki benang sari dan kepala putik yang menyatu. Anatomi bunga anggrek memiliki epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Ekologi yang cocok pada tanaman anggrek yaitu angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 °C dan kelembaban udara di siang hari 65 - 70 %.
4.2.6   Bunga jagung (Zea mays)
Bunga jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara batang dan pelepah daun Bunga betina ini biasanya disebut tongkol selalu dibungkus kelopak-kelopak yang jumlahnya sekitar 6 -14 helai. Pada struktur anatomi bunga jagung  terdapat kepala putik dan tangkai putik mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada kepala putik menembus ovulum. Epidermis kepala putik berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Tanaman jagung pada umumnya tumbuh di daerah yang berlintang antara 50˚ LU hingga 40˚ LS dan cocok pada ketinggian hingga 3000 m didaerah equator. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 600 900 mm pada saat musim pertumbuhan.





BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1.      Bunga adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan.
2.      Bagian-bagian bunga terdiri atas kelopak, benang sari, mahkota, putik, tangkai bunga, dan dasar bunga.
3.      Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, benang sari, putik, dan tangkai bunga. Sedangkan bunga tidak lengkap yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu bagian dari bunga yang tidak lengkap.
4.      Jenis-jenis bunga yaitu bunga berkelamin tunggal, bunga berkelamin ganda, dan bunga yang tidak berkelamin. Selain itu bunga juga dibedakan menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
5.      Morfologi bunga terdiri atas kelopak, mahkota, benang sari, putik dan tangkai bunga. Sedangkan anatomi bunga terdiri atas epidermis yang terdapat pada mahkota, benang sari dan kelopak serta endotesium dan tapetum pada benang sari.
5.2    Saran
Sebaiknya sebelum peserta melakukan praktikum memperhatikan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum untuk memperlancar praktikum yang akan dilaksanakan.











AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN BUNGA

Surah Ar Rahman ayat 11 - 13 :
12.JPG111.JPG
133.JPG
Artinya :
“Dan Allah Telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” (Q.S. Ar Rahman ayat : 11-13)  





















DAFTAR PUSTAKA










LAPORAN PRAKTIKUM BUNGA MORFOLOGI TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN BUNGA ( Flos ) (Kamboja, Putri Malu, Kembang sepatu, Pepaya, Anggrek dan Jagung...